Sebagai seorang blogger dan sekaligus ayah dari dua anak, Satria dan Sendari, saya mengetahui betul bahwa pasangan merupakan target pasar yang baik untuk bisnis. Mengapa demikian? Pasangan cenderung memiliki pola belanja yang berbeda dibandingkan dengan individu yang masih lajang. Bahkan, bisa dibilang bahwa pasangan seringkali lebih boros dalam berbelanja.
Biasanya, pasangan ini akan melakukan belanja bersama-sama dan mereka memiliki kecenderungan untuk saling mempengaruhi satu sama lain dalam pengambilan keputusan belanja. Ini memang benar, saya sendiri seringkali mengalami hal tersebut. Mungkin, sebelumnya saya hanya berencana membeli satu produk, tapi ketika melihat Sendari memilih produk lain, dengan semangat 45, saya jadi merasa harus membeli produk tersebut juga.
Pasangan, khususnya yang sudah berkeluarga, biasanya memiliki daya beli yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang belum menikah. Hal ini tentu saja karena pendapatan yang digabungkan antara suami dan istri. Dengan daya beli yang lebih besar, tentu saja pasangan ini menjadi target pasar yang sangat menarik bagi pelaku bisnis. Apalagi jika ditambah dengan adanya anak-anak seperti Satria dan Sendari yang menjadi konsumen tambahan.
Pasangan juga sering kali menjadi brand ambassador yang baik bagi produk atau layanan. Mereka cenderung berbagi pengalaman membuka produk, mencoba makanan baru, atau menggunakaan layanan tersebut dengan teman dan keluarga mereka. Sehingga, branding akan lebih efektif dibandingkan dengan individu yang masih single.
Belanja bersama sebagai pasangan menciptakan interaksi sosial yang merekat dan memperkuat ikatan antara pasangan. Dalam proses ini, mereka juga sering kali membangun loyalitas kepada merek atau produk tertentu. Misalnya saja, sebagai seorang ayah, saya selalu prefer membeli susu anak saya di merek yang sama, karena sudah yakin dengan kualitas dan keamanan produk tersebut.
Bisnis pada umumnya menginginkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan mereka, dan ini bisa dicapai ketika menargetkan pasangan sebagai target pasar. Pasangan ini biasanya akan berbelanja secara berkelanjutan dan rutin,dan menjadikan mereka sebagai pelanggan yang loyal.
Seringkali pasangan ini menjadi penggerak pasar dalam sebuah trend. Misalnya saja, trend staycation yang sedang marak, tentu saja dipengaruhi oleh pasangan yang ingin menghabiskan waktu berkualitas bersama.
Produk dan layanan yang ditujukan untuk pasangan biasanya dirancang dengan fitur atau karakteristik yang akan meningkatkan interaksi dan ikatan antara pasangan. Ini bisa menjadi poin yang menarik bagi pasangan dan juga menjadi nilai tambah pada produk atau layanan tersebut.
Terakhir, pasangan sebagai target pasar ini masih memiliki potensi yang besar. Masih banyak produk dan layanan yang bisa dikembangkan untuk menargetkan pasangan ini. Sehingga, ini tentu saja menjadi peluang bisnis yang menarik.
Sesuai dengan pengalaman saya sehari-hari dalam berbelanja, menjadikan pasangan sebagai target pasar memang membuat bisnis menjadi berpotensi besar. Semua hal itulah yang menjadikan pasangan sebagai target pasar yang baik untuk bisnis.